Senin, 15 September 2014

Two days

Ketika dua hari kau menghilang dan tidak ada kabar, aku menyimpan rindu ku dalam-dalam dan menunggu kamu menghubungi lebih dulu. Nyatanya, kamu tak sepeka itu. kamu entah sibuk dengan apa dan siapa., hingga begitu mudah menggeser aku dari hari-harimu. Aku tahu aku bukan siapa-siapa. Mungkin aku hanya temanmu, teman berceritamu. Dan jika memang betul kau tak menganggapku serius, bisakah kau berhenti memanggilku sayang hingga akhirnya kau membuatku mencintaimu? bisakah kau tak lagi datang dan pergi seperti ini sehingga menambah luka baru dalam dada ku?

Dua hari ketika kamu tak disini,, diam-diam aku menyimpan airmata yang tak kau ketahui. Dengan alasan kau sedang sibuk dengan pekerjaanmu, aku menerima kekalahanku yang pasti tidak akan terlihat penting dimatamu. Seperti biasa, aku berlanjut menunggumu, hingaa aku lupa rasanya bosan. Karena semua luka dan perih seketika terhapus ketika kau sapa aku dengan secuil "hai" dan sejumput "kangen". Tak lupa kau selipkan sedikit kecupan dalam pesan singkatmu untuk membiarkanku membayangkan bagaimana rasanya dicium saat sedang dilanda rindu. Itulah hari-hari yang kita jalani beberapa minggu ini. Hubungan yang sebenarnya tak sehat namun coba untuk ku perjuangkan. Detik-detik yang kita lewati tanpa kepastian, seakan kau tak tahu perempuan ini mengharapkanmu memberi sedikit ruang untuk bernafas agar aku tak kesesakan dalam hubungan serba tak pasti ini.

Dua hari selama kamu pergi, aku menyimpan rindu yang tak kau pahami. Entah mengapa kau begitu mudah mengabaikanku, sementara aku sangat sulit untuk tidak peduli padamu.
Dua hari ini kamu adalah sosok yang membuatku menggigil dan ketakutan. Aku menemukan fotomu dengan mantan kekasihmu yang begitu mesra dan membuatku semakin iri. Mengapa aku tak bisa memamerkanmu sedahsyat itu di dunia nyata? apa aku dilarang untuk bangga karena dekat dengan seorang pria tampan, bermarga Hutagaol? Apa kau yang memang belum siap memamerkan perempuan Toraja yang bawel ini pada lingkup sosialisasimu? Apa karena aku bukan wanita Batak maka aku tidak berhak atas semua hak yang begitu istimewa? atau karena kita tak punya status apa-apa maka aku dilarang untuk memelukmu dimuka umum, merangkulmy di semua tempat dan tak berhak berbangga hati karena dekat denganmu. Aku ini.....tolol akut.
Bisa-bisanya aku rela disembunyikan dalam status yang demikian rumit, yang bahkan tak membuatku kunjung memahami semua.
Aku sadar,, aku hanya kau jadikan tempat sampah, namun mengapa untuk berhenti selangkah saja, rasanya aku selalu takut tidak akan lagi menemukan pria yang seperti kamu?

Dua hari ini, pengabaianmu juara nomor satu. dan kamu berhasil membuatku gelisah, membuatku bertanya-tanya,, sebenarnya kau anggap aku ini siapa? jika memang kau menjalani ini bukan karena cinta, lalu apa maksud dari semua kedekatan kira yang terjadi beberapa minggu ini?

Jika memang ini bukan cinta,, lalu apa arti pesan singat yang kau kirimkan padaku melalui salah satu social media -"sebelum aku pergi nanti, aku mau kamu janji mau nunggu aku sampai aku selesain semuanya. Aku mau jadikan kamu istriku apapun kamu dimasa lalu,aku mau terima kamu apa adanya" - ketika aku mengundurkan diri ; untuk memperjuangkanmu...?

Aku si #bawel
yang mabuk karena hadirmu